Setelah drama yang cukup melelahkan, akhirnya saya naik kedalam pesawat menuju Frankfurt (FRA). Seperti biasa, di dalam pesawat saya diberikan makanan dan minuman. Akhirnya, saya bisa makan juga setelah menahan lapar karena ketinggalan pesawat dari Munich (MUC) menuju Porto (OPO). Walau perut sudah kenyang, saya masih memikirkan koper yang terpisah. Duh, mudah-mudahan saja tidak hilang!
Perjalanan MUC-FRA hanya memakan waktu kurang lebih satu jam saja dan saya pun mengambil ponsel kemudian memotret kota FRA dari ketinggian.
Pesawat mendarat dengan sempurna dan saya pun bergegas mengejar pesawat selanjutnya. Belajar dari pengalaman boarding gate yang berubah tiba-tiba menjelang keberangkatan, saya tidak melepas pandangan dari layar monitor! Karena pesawat dari MUC delay maka saat mendarat di FRA, saya pun berlari menuju boarding gate sesuai yang disebutkan di layar monitor!
Singkat cerita, akhirnya saya masuk kedalam pesawat dari FRA menuju OPO! Saya duduk bersebelahan dengan seorang pria paruh baya, namanya Nadeem. Kami pun akhirnya ngobrol sepanjang perjalanan. Yuk, saya kenalin dengan Nadeem 🙂
Nadeem merupakan pria kelahiran Mesir yang kini berkebangsaan Amerika dan tinggal di Seattle. Dia memiliki dua anak laki-laki yang sudah dewasa dan salah satu anaknya sedang berada di Denmark. Nadeem memiliki kapal kecil yang dinamakan Sweet Spot dan dia pernah keliling beberapa negara di Eropa dengan mengendarai Sweet Spot! Kali ini perjalanannya ke OPO adalah untuk mereparasi Sweet Spot. Semoga Sweet Spot lekas pulih ya, Nadeem!
Enggak terasa, pesawat pun akhirnya mendarat di OPO. Sambil mengucapkan salam perpisahan dengan Nadeem, saya bergegas menuju bagian Lost and Found bandara OPO. Anehnya, saya tidak menemukan koper saya! Jantung saya berdetak lebih kencang lagi namun saya mencoba tetap tenang. Saya berjalan menuju conveyor belt sambil menunggu dan itu dia koper saya! Bersyukur akhirnya saya bisa ganti baju selama Summit nanti 🙂
Urusan koper selesai, saya berusaha mencari informasi di mana saya bisa mengantre taksi. Tapi karena petugas informasi bandara kurang fasih menjelaskan dalam bahasa asing, saya cukup kebingungan mencari antrean taksi. Saya sempat melihat Nadeem dan tadinya berpikir mau minta tolong untuk dipanggilkan taksi tapi niat itu saya urungkan.
Saya pun mencoba mengelilingi bandara dan mempelajari jalur keluar masuknya. Setelah sekian lama, barulah saya beranjak menuju pintu keluar dan menemukan antrean taksi yang ramai menurunkan maupun mennaikkan penumpang. Saya baru tahu kalau di OPO, taksi itu tidak memiliki warna ataupun armada yang sama persis. Kalau di Jakarta atau New York, kita bisa dengan mudah mengenali taksi cukup dari melihat warnanya saja, tapi di OPO berbeda.
Awalnya saya ragu menaiki taksi tapi akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya kepada taksi tepat di depan saya. Syukurlah ternyata supir taksinya bisa berbahasa Inggris dengan baik! Saya pun diantar menuju apartemen tempat saya akan menginap dengan selamat! Oh ya, taksi di OPO hanya menggunakan kuitansi dengan tulisan tangan. Dengan jarak 16 km dari bandara OPO menuju Rua do Almada, tarif taksi yang saya bayarkan sebesar EUR25.35 atau setara dengan IDR425.120! Lumayan mahal 🙂
Kalau kalian, pernah kenalan dengan sesama penumpang di pesawat atau memilih untuk tidur selama perjalanan?
related articles:
seru juga sih kalau bisa ngobrol sama teman seperjalanan, tapi kalau bisa tidur, diusahain tidur supaya gak cranky pas perjalanan berikutnya hehe
LikeLike
iya, itu saking tegangnya mau ngejar penerbangan selanjutnya jadi ga bisa tidur 😀
LikeLike
Pingback: Porto Nautico Apartment | Live Well. Love Much. Laugh Often
kalau perjalanannya jauh, biasanya sih saya suka ngobrol sama teman di bangku sebelah, Kecuali kalau orangnya gak asyik atau pas badan capek jadi inginnya bobo.
LikeLike
Saya gitu tuh kalau perjalanan jauh, pasti kenalan dan gobrol sama yang sebelah.
LikeLike
Mpo suka ngobrol . jangankan di pesawat, nunggu antrian aja, ngobrol sama yang di depan. Semoga kita terus ketemu sama oranglain kaya nadeem
LikeLike
Dalam perjalanan suka aku nemuin hal hal baru. Dari ngobrol ya dengan kenalan dalam perjalanan
LikeLike
Aku tim tidur dalam perjalanan. Hahaha.
LikeLike
Aku pernah sih kenalan sama bapak2 gtu, dia baik, kayaknya kebapakan. Trus tukeran no hp dong, ggilani malah ngajakin ngedate ujung2nya, fak bngt lah..
LikeLike
Kalau jalan jauh biar gak kaku saya ajak ngobrol teman sebangku 🙂
LikeLike
waa jd inget obrolan kita waktu terakhir ketemu tentang ini Hon…
LikeLike
Aku biasanya selalu tidur apabila di perjalanan
LikeLike
woww.. woow… keren nih jalan2
LikeLike
Berani lho mba Honey jalan sendiri ke luar negeri. Pakai segala sempat kehilangan koper ya. Untungnya ketemu sih.
LikeLike
Kalau aku lihat2 dulu orangnya yang ada di samping. Kalau mood baik kenalan dan ngobrol. Kalau nggak mood dan lihat orang sebelah nggak meyakinkan sebaiknya diam saja.
LikeLike
aq tipe yang jarang ngobrol kalau di pesawat, lebih seneng tidur atau baca buku, karena seringnya ambil flight pagi atau sore jelang malam..
LikeLike
Pingback: Fine Dining at Salpoente Restaurant, Aveiro | Live Well. Love Much. Laugh Often